Bersahabat dengan
Stres
(WIJI SUTANTO)
Dinamika serta
lika-liku kehidupan seseorang sangatlah beragam. Adakalanya lurus dan mulus
tanpa masalah, namun juga tak jarang seseorang dihadapkan pada suatu
permasalahan salah satunya stres. Keadaan psikis yang tertekan oleh suatu
masalah dan tidak bisa menghadapinya dinamakan stres.
Orang tua, remaja, laki-laki, perempuan semua bisa mengalami stres.
Edward Zoelferdi (2008:95) mengatakan bahwa “Setiap orang ada kemungkinan dihinggapi stres. Akan tetapi kekuatan masing-masing berbeda, karena itu akibat yang diderita pun berbeda-beda pula. Misalnya jadi pendiam atau ada yang ingin keluyuran.” Ini menunjukkan bahwa setiap orang dapat mengalami stres, tak memandang usia maupun status sosial orang tersebut. Dampak yang ditimbulkan juga bermacam-macam pula.
Orang tua, remaja, laki-laki, perempuan semua bisa mengalami stres.
Edward Zoelferdi (2008:95) mengatakan bahwa “Setiap orang ada kemungkinan dihinggapi stres. Akan tetapi kekuatan masing-masing berbeda, karena itu akibat yang diderita pun berbeda-beda pula. Misalnya jadi pendiam atau ada yang ingin keluyuran.” Ini menunjukkan bahwa setiap orang dapat mengalami stres, tak memandang usia maupun status sosial orang tersebut. Dampak yang ditimbulkan juga bermacam-macam pula.
Melalui tulisan ini,
penulis akan mengulas dan memberikan gambaran tentang apa itu pengrtian stres,
penyebab-penyebabnya,dampak yang ditimbulkan, pemanfaatan stres secara positif
sekaligus menuturkan cara-cara yang sesuai untuk menanggulangi stres kepada
para pembaca. Harapan penulis kepada para pembaca, agar dapat lebih pandai dan
bijak dalam menghadapi berbagai persoalan yang menimbulkan stres.
Stres adalah keadaan
psikis yang labil, disebabkan karena tekanan mental dari luar maupun dari dalam
diri seseorang. Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa setiap orang dapat
mengalami stres. Dari sekian banyak orang tersebut stres rentan menyerang
remaja. Banyak faktor sebagai penyebab stres menimpa remaja. Sarwono (2007:112)
menyatakan bahwa “Orang tua yang banyak menuntut, pelajaran sekolah yang berat
dan padat sering membuat remaja mendapat tekanan batin atau stres.” Sedemikian
rentannya remaja menderita stres. Pergaulan yang luas, teman yang beragam
sifat, serta permasalahan dengan teman dekat (pacar) merupakan penyebab stres
yang timbul dari dalam diri seorang remaja.
Remaja yang mengalami stres/depresi
biasanya akan menyalurkan rasa tertekannya ke hal-hal yang negatif. Pendapat
ahli mengatakan “Jarak antara remaja dengan orang tua, kekurangan bimbingan
pada remaja, membuat remaja mencari pelarian negatif : kebut-kebutan,
minum-minuman keras, menjadi budak obat-obatan terlarang, dan
lain-lain”(Sarwono,2007:118). Kebanyakan remaja yang mengalami stres akan
melakukan hal-hal yang menjerumus ke hal negatif. Sering kita melihat berita
yang menyiarkan pelaku pengedar narkoba adalah seorang remaja. Hal ini sangat
memprihatinkan bagi kelangsungan generasi penerus bangsa. Akhir-akhir iini juga
sering diberitakan maraknya perusakan olehgeng-geng motor yang kebanyakan
anggotanya adalah anak-anak remaja yang kurang perhatian dari orang tuanya.
Remaja merupakan waktu
peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Salah satu sifat remaja adalah selalu
berusaha untuk mencari jati diri. Terkadang masalah datang dalam setiap waktu,
tanpa mengenal orang. Dalam hal ini remaja adalah yang kurang bisa menghadapi
masalah dengan tenang, bahkan cenderung lari dari masalah. Padahal lari dari
masalah tidak akan pernah bisa menyelesaikan suatu permasalahan,bahkan bisa
menimbulkan permasalahan lain yang lebih rumit. Seperti yang diungkapkan oleh
Sarlito Wirawan Sarwono(2002:88) “Melarikan diri dari masalah tidak akan
menyelesaikan persoalan. Bahkan kita bisa terjerumus ke persoalan lain yang
lebih rumit”.
Sebenarnya kita bisa
menanggulangi stres dengan berbagai macam cara yang positif. Salah satunya
yaitu dengan melakukan sharing atau berkonsultasi dengan orang lain. Mintalah
pendapat pada orang tua, teman, guru, maupun dengan orang yang kita anggap bisa
sedikit meringankan beban mental kita. Selain itu melatih dan membiasakan diri
menyelesaikan masalah merupakan cara yang ampuh dalam menanggulangi stres.
Edward (2008:95) mengungkapkan bahwa “Stres dapat dimanfaatkan secara positif,
misalnya berlatih diri menyelesaikan masalah, meskipun untuk ini seseorang
harus berkonsultasi dengan orang lain. Ini merupakan salah satu jalan untuk
menjadi dewasa.” Contoh riil dalam hal ini, remaja yang sering aktif
berorganisasi di sekolahnya akan lebih mudah menghadapi stres daripada remaja
yang hanya mengikuti kegiatan reguler/ intrakurriler saja di sekolahnya.
Betapa pentingnya kita
menceritakan masalah hidup kita dengan orang lain, agar kita bisa lebih mudah
menyelesaikan suatu persoalan. “Cobalah mengadu kepada orang lain yang kita
percayai. Andaikan orang itu tidak mampu memberi jalan keluar, setidak-tidaknya
beban batin kita menjadi lebih ringan.” (Sarlito Wirawan Sarwono, 2002:101).
Beban mental kita dengan sendirinya akan lebih ringan jika kita membiasakan
sharing dengan orang lain, meskipun orang tersebut hanya bisa memberikan saran
tanpa bisa memberikan penyelesaian.
Pada dasarnya, setiap
manusia pasti akan mengalami stres dan tiap-tiap orang berbeda-beda dalam cara
menghadapinya. Kemampuan tiap-tiap orang dalam menghadapi stres juga
berbeda-beda, sehingga menimbulkan dampak yang berbeda pula. Di sisi lain,
stres merupakan salah satu faktor pendorong berkembangnya cara berpikir
seseorang menuju kedewasaan dan kematangan sikap.
Dalam menghadapi stres
harus dengan tenang dan berpikir positif. Jadikan stres dalam hidup sebagai
pendorong menuju kedewasaan. Tidak ada di dunia ini yang tidak bermanfaat bagi
manusia. Maka dari itu penulis menyarankan agar pembaca bisa menanggapi stres
dengan lebih bijak. Serta agar para orang tua untuk senantiasa mengawasi
anak-anaknya.
No comments:
Post a Comment